Bahtera Hikmah

sanuriihim aayaatinaa fii al-aafaaqi wafii anfusihim hattaa yatabayyana lahum annahu alhaqqu awa lam yakfi birabbika annahu 'alaa kulli syay-in syahiidun

" Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran adalah benar dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu " (QS. Fushshilat:53)

Selasa, 07 Desember 2010

Berjalanya Waktu

expr:id='"post-" + data:post.id'>
suatu waktu ketika matahari bersinar dengan teriknya di siang itu dari kejahuan terlihat seorang anak denagn sepedanya menyusuri jalan yang naik turun itu, dengan masih memakai seragam merah putih yang biasa dipakai anak SD dengan tas yang masih menggantung di pundaknya. tampak di wajahnya keletihan yang sangat sepulang mendaftar di SMP favoritnya yang mesti ia tempuh berkilo-kilo meter jauhnya karena begitu capeknya ia pun sejenak berhenti di bawah rindangnya pepohonan di pinggir jalan itu, sejenak pikirannya pun melayang mengeluh. betapa lama dan beratnya waktu yang mesti ia jalani, ia harus menjalani 3 tahun di smp sampai lulus, 3 tahun SMA setelah itu kuliah dan mesti berjuang agar mendapat perkerjaan pada instansi pemerintah yang ia impikan selama ini, tak lama rasa kantuk pun hinggap padanya hingga melelapkanya dalam tidur, namun ia pun terkaget ketika tangan telah meraba sesuatu yang telah melingkar pada pergelangan tangannya, benar sebuah jam tangan telah terikat dan ia tak tahu mengapa jam tangan tangan itu bisa sampai di tanganya, sejurus ia perhatikan jam tangan itu, ia coba untuk memutar jarum di dalamnya dan apa yang terjadi, serasa waktu berputar maju ke masa depan ketika ia putar maju dan ia kembalikan ke belakang dan demikian pula waktupun kembali, "wah ini benar-benar jam ajaib" ujarnya dengan wajah gembira sepertinya kelelahan telah musnah di wajahnya, kembali ia putar saat ia lulus SMP, SMA dan tamat Perguruan Tinggi hingga mendapat jabatan penting pada instansi yang selama ini ia harapkan.karena begitu seringnya dan menganggap mudah segala waktu ia putar, ia mendapati dirinya dalam keadaan tua dan menjelang ajal, penyesalan berkecamuk pada pikiranya begitu sempit dan cepatnya waktu berlalu dengan mudahnya, betapa hampa dan hambar hidup yang ia jalani. seketika itu ia meraih jam tangan ajaib itu di balik sakunya dengan menitikan air mata ia putar kembali ke belakang sampai saat ia pertama menemukan jam tangan itu di bawah pohon ini. kali ini ia benar-benar tersadar jam tangan itu telah lenyap dan benar ini hanya sebuah mimpi saja. setelah kejadian itu ia tak lagi mengeluh dan kembali bersemangat dengan hidup yang mesti ia jalani hingga ia benar-benar dapat menyelesaikan semua pendidikanya hingga mampu berkerja di temapat yang ia impikan, ia mendapat pelajaran bahwa biarkan hidup berjalan apa adanya dengan berbagai isinya yang mesti kita jalani, waktu yang ada tidak akan dapat mengubah sesuatu tapi bagaimana kita mengisi di dalam waktu itu yang akan mengubahnya. kita jalani waktu dengan bertawakal pada Allah SWT. kita pun tahu mungkin kita dapat memperoleh uang lebih banyak tetapi tidak untuk waktu yang lebih banyak. bahwa kita sadri di hari-hari yang akan datang ini ada moment-moment tahun baru baik Islam maupun Masehi, sebenarnya kurang tepat rasanya, mengapa mesti menunggu akhir tahun kita harus muhasabah(introspeksi) diri padahal setiap hari mestinya kita lakukan hal itu, yang menjadi kurang tepat lagi ketika kita mesti mengisinya dengan hura-hura dan pesta pora, apakah ini yang kita lakukan ketika umur kita semakin dekat dengan perpisahan hidup dunia. kita pun tidak sampai memandang dari sisi agama apkah perbuatan gembira ria itu mendapat perlakuan hukum seperti apa, kita serahkan pada penilaian masing-masing apakah perilaku tadi lebih membawa manfaat atau tidak bagi diri kita. Allahu A'lam bi showab.